Header AD

Hj. Rotua Sitohang Restui Berdirinya Yayasan Mahmun Syarif Marbun

Hj. Rotua Sitohang, dipegang anaknya yang ke-3; H. Julkifli Marbun, MA (kedua dari kanan) saat  bersama rombongan Yusuf Kalla di Amman, Yordania

KBAA -- Pasca wafatnya adinda Buya Ali Akbar Marbun, pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan, yang bungsu bernama Jureman Marbun, anak-anaknya berusaha untuk mendirikan Yayasan Mahmun Syarif Marbun (baca) untuk memastikan kegiatan doa dan amal shaleh kepada Allah SWT untuk almarhum dapat dilakukan secara berkesinambungan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Hj. Rotua Sitohang, istri almarhum Mahmun Syarif Marbun bersama putra-putrinya Yusuf Marbun, MA (pertama dari kiri), Julkifli Marbun, MA, keduanya alumni India (kedua dari kanan) dan Nurjuriatussifah Marbun, kepada sekolah Madrasah Aliyah Pesantren Al Al Kautsar Al Akbar (paling kanan) bersama cucu Savira br Marbun dan Sultan Marbun


Hj. Rotua Sitohang (duduk paling kiri) bersama Nurjuriahtussifah, Yusuf Marbun, MA dan Julkifli Marbun, MA (paling kanan) ditepungtawari oleh Dubes RI untuk Yordania dan Palestina, Zainulbahar Noer, saat akan menunaikan ibadah haji beberapa tahun yang lalu.

Berdasarkan hadits tersebut anaknya yang ke-3 Julkifli Marbun (baca) bersama istri mengusulkan berdirinya yayasan tersebut yang akan bertindak dalam kepanitiaan untuk haul dan penyantunan anak yatim di masa mendatang atau dimulai tahun depan.

Usul tersebut direstui oleh Hj. Rotua Sitohang, istri almarhum Mahmun Syarif Marbun (baca), saat dikonfirmasi via telepon. Hanya saja, dipesankan Ust. Yusuf Marbun, MA yang akan didaulat menjadi Ketua Harian lebih baik tetap berada di Pakkat untuk melanjutkan usaha ayahandanya.

Yayasan yang akan dimotori oleh donasi anak-anak almarhum secara swadaya ini, akan berkantor di Medan dan dibina oleh Hj. Rotua sendiri bersama putra sulungnya H. Ahmad Jubeir Marbun.

Sementara bertindak sebagai penasehat Buya Ali Akbar Marbun (dalam konfirmasi), KH DR Dedi Masri, Ust Hukdin Samosir, Neni Kurniati dan lainnya yang masih dalam konfirmasi.

Mengingat pesan dari Hj. Rotua, maka Julkifli Marbun, MA, yang sebelumnya diproyeksikan menjadi anggota pembina, akan turun tangan untuk menjadi Ketua Yayasan, sementara Ketua Harian dan kepengurusan harian tetap akan di-handle oleh Yusuf Marbun, MA dan Ummi Nursyahri Marbun, sarjana Alquran dan ilmu tafsir yang kini menjadi pengajar di Pesantren Al Kautsar Al Akbar.

Sepeninggalan suaminya, Hj. Rotua Sitohang, yang memiliki tujuh putra dan putri, akan meneruskan usaha suaminya dibantu anak-anaknya.

Dia merupakan putri dari seorang tauke kemenyan yang sukses dari Sijungkang, Parlilitan, Humbang Hasundutan, alm. Op Bona Sitohang. Keluarganya memiliki perkebunan kemenyan tradisional puluhan hektar di desanya.

Ayahnya merupakan salah satu muslim yang ikut membangun masjid di Sijungkang.

Hj. Rotua Sitohang mempunyai abang dan adik yang sukses di berbagai bidang. Salah satu adiknya Patar Sitohang SPd memiliki jaringan sekolah, di antaranya bernama Perguruan Sumatera di Tanjung Morawa.

Di salah satu sekolahnya, alumni Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Sarbaini Sihotang, SE, pernah ditunjuk menjadi Kepala Sekolah.

Diharapkan, Yusuf Marbun, lulusan S2 Politik dari Universitas Jamia Milia Islamia, New Delhi dan Aligarh Muslim University, melalui beasiswa ICCR, akan dapat menjalankan tanggung jawab ini kelak, yang saat ini masih disibukkan dengan transisi usaha pasca wafatnya ayahanda di Pakkat, Sabtu (27/5). Di antaranya tetap menjalin hubungan yang baik dengan mitra bisnis dan konsumen dan meneruskan konstinuitas usaha dengan memastikan transaksi usaha sesuai dengan semestinya pasca 27 Mei 2017.

Sementara itu, Hj. Neni Kurniati, Lc, alumni Pesantren Darunnajah Jakarta dan Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, kini diplomat Indonesia di Penang, Malaysia, yang akan bertindak sebagai penasehat berharap doa dan niat baik anak-anak almarhum, di masa berkabung 40 hari ini dan seterusnya, akan membawa berkah dan pahala kepada bapak mertuanya yang merupakan alumni Musthafawiyah Purba Baru. Nama Mahmun Syarif Marbun sendiri merupakan nama lain almarhum Jureman Marbun saat belajar di pesantren.

Ummi Nursyahri mengatakan bahwa dirinya, bersama kakak dan adiknya, siap menjalankan yayasan ini mulai dari pengurusan izin sampai kegiatan tahunan demi terciptanya kegiatan yang konkret.

H. M. Yusuf Marbun, MA (kiri) sewaktu menjadi petugas pembimbing jamaah haji dari Kementerian Agama RI


Dalam kesempatan terpisah, Ust Nono Astono, alumni Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan angkatan ke-2 lulusan India, mengatakan bahwa usaha mendirikan yayasan merupakan hal yang wajar dan lumrah untuk menunjukkan kecintaan anak kepada orang tuanya.

Alumni yang kini mengajar di Pesantren Darul Ulum Asahan ini menjelaskan ada banyak dalil yang menunjukkan ke arah tersebut dan tidak masuk dalam ranah bidah.

Dia berharap amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT, sebagaimana dituliskan dalam komentar di sebuah akun Facebook.

Dukungan serupa diungkapkan oleh Pria Santri Beringin (baca), alumni Al Kautsar Al Akbar lulusan Australia. Dia menyatakan kesiapannya mendukung rekan seangkatannya Yusuf Marbun dalam menjalankan program-program yayasan berdasarkan pengalamannya dalam kepengurusan Yayasan Ade Komaruddin di Jakarta.

Alumni lainnya, Fadlan, juga memberi masukan yang berharga seputar pendirian yayasan. Dia masih seangkatan dengan Pria Santri Beringin dan kini bermukim di Riau sebagai notaris.
Hj. Rotua Sitohang Restui Berdirinya Yayasan Mahmun Syarif Marbun Hj. Rotua Sitohang Restui Berdirinya Yayasan Mahmun Syarif Marbun Reviewed by Admin2 on 5:48 AM Rating: 5

Post AD